Translate

Kamis, 04 April 2013

Misteri Tempat Pengasingan Soekarno Di Parapat.


Parapat adalah wilayah di tepian Danau Toba, Sumatra Utara. Kota ini seakan menjadi saksi bisu guratan sejarah bangsa Indonesia. Saksi bisu penderitaan yang dialami proklamator Bung Karno.


Sebuah rumah sederhana berdinding kayu yang dihadapkan pada panorama Toba pun seakan menjadi sejarah tidak terlupakan bagi Bung Karno. Hanya sedikit yang tahu jika pada akhir tahun 1948, tokoh proklamator itu pernah menjalani pengasingan di gubug reyot itu. Pengasingan selama 22 hari oleh pemerintah Belanda, tanpa alat elektronik dan alat komunikasi.

Hampir 60 tahun berselang, namun gubug reyot itu masih berdiri kokoh di tepian Toba. Hanya saja, gubug pengasingan itu tak lagi reyot. Gubug itu kini menjelma sebagai sebuah wisma megah yang difungsikan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan Pemprov Sumatra Utara.

Bekas gubug reyot itu dibangun dua lantai dengan empat kamar tidur yang cukup luas. Memasuki wisma tersebut, pengunjung akan diajak mengenal lebih dekat sosok Bung Karno. Berbagai foto dan kenangan Bung Karno selama berada di pengasingan terpasang di dinding-dinding wisma tersebut.

Seiring dengan perjalanan sejarah, wisma pengasingan itu lantas memunculkan misteri tersendiri bagi pengunjungnya. Tetap Suparto (40), penjaga wisma tersebut, mengungkapkan banyak cerita misteri yang seringkali mewarnai keberadaan gubug bekas tempat tinggal Bung Karno itu.

“Kalau malam, banyak pengunjung yang sering mendengar suara-suara dan langkah kaki dari ruang pertemuan yang dulu dipakai Bung Karno,” ujarnya. Bahkan, pengunjung yang menginap pun tak jarang mengalami tindihan. Tak hanya itu, Tetap Suparto lantas menunjukkan sebuah foto yang cukup membuat bulu kuduk berdiri.

Foto itu memperlihatkan gambar depan wisma Bung Karno dengan sebuah bayangan yang menampilkan sosok perempuan berambut hitam panjang, dengan gaun putih. Wanita itu berdiri menggantung tanpa kaki. “Ini yang memberi turis yang penasaran setelah memfoto bagian depan kok muncul bayangan ini,” tutur pria yang telah bekerja di wisma tersebut selama 18 tahun.


Meski banyak misteri yang menyelimuti wisma pengasingan Bung Karno ini, namun Tetap Suparto bersyukur dirinya tidak pernah menemui langsung hal-hal gaib itu. Padahal dia, istri dan empat anaknya sudah belasan tahun tinggal di kompleks tersebut. “Mungkin sudah jodoh kali ya,” pungkasnya.

Rabu, 03 April 2013

Kaya dan Miskin


Satu hari, seorang ayah yang berasal dari keluarga kaya membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan tujuan memperlihatkan pada si anak bagaimana miskinnya kehidupan orang-orang disekitarnya. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah pertanian yang dianggap si ayah dimiliki keluarga yang amat miskin.

Setelah kembali dari perjalanan mereka, si ayah menanyai anaknya :

“Bagaimana perjalanannya nak?”.

“Perjalanan yang hebat, yah”.

“Sudahkah kamu melihat betapa miskinnya orang-orang hidup?,” Si bapak bertanya.

“O tentu saja,” jawab si anak.


“Sekarang ceritakan, apa yang kamu pelajari dari perjalanan itu,” kata si bapak.

Si anak menjawab :

Saya melihat bahwa kita punya satu anjing, tapi mereka punya empat anjing.

Kita punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tapi mereka punya anak sungai yang tidak ada ujungnya.

Kita mendatangkan lampu-lampu untuk taman kita, tapi mereka memiliki cahaya bintang di malam hari.

Teras tempat kita duduk-duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horizon yang luas.

Kita punya tanah sempit untuk tinggal, tapi mereka punya ladang sejauh mata memandang.

Kita punya pembantu yang melayani kita, tapi mereka melayani satu sama lain.

Kita beli makanan kita, tapi mereka menumbuhkan makanan sendiri.

Kita punya tembok disekeliling rumah untuk melindungi kita, sedangkan mereka punya teman-teman untuk melindungi mereka.

Ayah si anak hanya bisa bungkam.

Lalu si anak menambahkan kata-katanya : “Ayah, terima kasih sudah menunjukkan betapa MISKIN-nya kita”.
kumpulan kisah inspirasi terbaik

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
Kaya dan Miskin tergantung pada persepsi kita sendiri, bukan pada penilaian orang lain.
Orang lain yang tampak miskin bagi kita, boleh jadi termasuk kaya menurut orang lain, atau bahkan mereka sendiri
Kisah diatas mendorong kita untuk selalu melihat perspektif lain...