Translate

Selasa, 28 Mei 2013

a song for mother....

ENTAH kenapa saya selalu menyukai lagu yang menggambarkan sosok seorang ibu. Sungguh, saya selalu merinding mendengar lagu “Mama I’m Coming Home”-nya Ozzy Ousborne,  “Mother”(John Lennon),  sampai “Mama” (Eddy Silitonga).
Mungkin karena saya terlalu mengagungkan sosok seorang ibu. Seorang yang sangat berjasa terhadap kehidupan kita. Sosok yang rela bersusah-payah mengandung hingga sembilan bulan, kemudian menentang maut saat melahirkan kita.
Sosok yang pertama kali mengajari kita tentang kehidupan, sosok yang selalu mendoakan kita di setiap napasnya, sosok yang tak pernah rela kita tersakiti, sosok yang selalu ada saat kita membutuhkannya. Wajar, jika kita pun tak akan rela saat beliau menitikkan air mata.
Ada satu lagu tentang ibu yang menurut saya luar biasa super. Sumpah, saya kerap menitikkan airmata saat mendengar lagu ini. Judulnya, “Mama Don’t You Cry”, yang dinyanyikan Steelheart, grup glam metal asal Conecticut, Amerika Serikat.
Di lagu ini, Milijenko Matijevic, sang pencipta lagu, sekaligus vokalis Steelheart, menceritakan perasaannya yang hancur lebur, setelah kehilangan sang ibu. Matijevic menuturkan, betapa dia tak bisa hidup tanpa orang yang melahirkannya itu.
Dengan range vokal yang sangat lebar, Matijevic membuat lagu ini terdengar sangat menyayat, dan syahdu tanpa tak terkesan mellow. Denting piano yang dimainkan Matijevic juga menambah kesan mendalam. Di pengujung lagu, koor anak-anak membuat lagu-lagu ini benar-benar bernyawa.
Ah, Steel Heart, yang di masa berjayanya juga beranggotakan  Chris Risola dan Frank DiCostanzo (gitar), James Ward (bass), serta John Fowler (drum) itu memang paling jago memainkan emosi pendengarnya lewat lagu-laga balada mereka. Mungkin tak semua rekan Kompasianers ngeh dengan nama grup ini.
Baiklah saya bantu. Ini adalah grup yang meledak di pertengahan tahun 1990-an, dengan lagu hits mereka, “She’s Gone”. Ya, di lagu itu, vokal fenomenal Matijevic, memang benar-benar membius penikmat glam metal.
Semua pencinta rock 1990-an, khususnya slow rock, pasti ngeh betapa dahsyat aksi vokal Matijevic di lagu itu. Vokal Matijevic sedikit lebih tebal dari Sebastian Bach, vokalis Skid Row. Namun vokal Matijevic, menurut saya, jauh lebih gagah, lebih berkarakter.
Jika Anda sempat menyaksikan film “Rockstar” yang dibintangi Mark Wahlberg, Matijevic inilah yang mengisi vokal saat tokoh Chris Cole yang diperankan Wahlberg, bernyanyi. Di film ini, salah satunya Matijevic menyanyikan lagu Steelheart, “We All Die Young”.


Kembali ke Steelheart,  di awal tahun 1990-an, lagu “She’s Gone” memang sangat terkenal. Hampir di setiap album kompilasi ballada, atau slow rock, memasukkan lagu ini sebagai salah satu “headline”. Sementara di panggung-panggung rock di Jakarta, hanya band-band tertentu yang mampu membawakan lagu ini dengan sempurna.
Hebatnya, Steelheart tak terjebak kesan cengeng dengan lagu tersebut lantaran mampu mempertontonkan kesan macho di lagu-lagu lainnya. Sebut saja lagu-lagu “Love ain’t Easy”, “Can’t Stop Me Loving You”, atau “Rock n Roll” yang mencerminkan Steelheartsebagai band rock asli. Sound gitar yang meraung-raung milik Risola dan DiCostanzo benar-benar khas band metal.
Hanya memang, harus diakui, justru leewat lagu-lagu slow rock dan balada-lah nama Steelheartmenjulang. Buktinya, di album kedua, Tangled in Reins, mereka jagu menjagokan lagu “Mama Don’t You Cry” sebagai hits single. Begitu jgua di album selanjutnya, Wait, yang menjagokan “Wait” dan “We All Die Young” yang bergenre sweet rock.
13135885541178254605

Namun, sayang, nama Steelheart seperti langsung tenggelam setelah album Wait ini. Mereka memang sempat muncul dengan mini album Just A Taste dan album full Good 2B Alive di tahun 2006 dan 2008. Namun, dua album itu sama sekali tak mampu mengangkat kembali nama Steelheart.
Sampai saat ini, Steelheart sebenarnya masih eksis. Mereka bahkan baru saja menyelesaikan tur Asia, dan kabarnya, siap merilis album baru di Korea dan Cina. Namun, hanya Matijevic dan Risola yang merupakan personel asli. DiCostanzo dan Ward sudah tak lagi bersama mereka. Begitu juga dengan Fowler yang meninggal lantaran pendarahan otak tahun 2008 lalu.
Namun begitu, bagi saya, Steelheart tetap memiliki tempat tersendiri. Maklum, begitu banyak kenangan saya miliki bersama grup ini. 
Dulu, dengan lagu itu di telinga, lewat kabel ear phone, saya mempunyai mimpi menjadi seorang rockstar, halahhhh….

13135886031788420124
GARANG - Aksi Milijenko Matijevic masa 

Dan, tentu saja lagu “Mama Don’t You Cry” mengingatkan saya akan mama yang telah pergi untuk selama-lamanya. 
Imannuel. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar